Ingin Menjadi Ibu Rumah Tangga Atau Menjadi Perempuan Karir?
Menyandang status sebagai istri dalam sebuah rumah tangga yang gres membuat seseorang istri harus berpikir keras untuk membangun sebuah rumah tangga yang selalu terpenuhi segala sesuatunya. Maka dari itu Seorang Istri haruslah menjadi ibu rumah tangga yang profesional dalam mengurus keluarga dan mengatur segala sesuatu titik. Akan tetapi tugas sebagai ibu rumah tangga pada praktiknya bukanlah menjadi prioritas satu-satunya bagi seorang istri, mereka mencari acara dengan menyandang status sebagai perempuan karir.
Menjadi perempuan karir dan ibu rumah tangga yaitu sebuah pilihan. Setiap pilihan niscaya mempunyai konsekuensi masing-masing. Banyak sekali pro dan kontra mengenai kedua hal tersebut. Tidak selamanya perempuan karir lebih rendah dari kedudukannya, begitu pun sebaliknya tidak selamanya ibu rumah tangga lebih rendah kedudukannya. Semua itu tergantung yang menjalankannya.
Seorang ibu rumah tangga akan tinggi kedudukannya kalau beliau bisa mengatur keluarga dan rumah tangga semaksimal mungkin, bisa membuat rumah menjadi singgahan yang nyaman bagi keluarga, bisa membuat suasana kebahagiaan gres pada keluarga, bisa membuat sebuah perkumpulan yang harmonis, dan selalu ada di setiap keluarga yang membutuhkan.
Keberadaan seorang istri sebagai ibu rumah tangga yang full time di rumah tidak bisa mendatangkan atau mencapai tujuan tersebut maka secara otomatis seorang ibu rumah tangga kedudukannya lebih rendah dari perempuan karir yang membagi waktunya dengan banyak sekali macam kesibukan di luar kesibukan rumah tangga.
Secara umum, peran-peran ibu rumah tangga yang full time di rumah lebih anggun daripada perempuan karir. Karena full time seorang ibu rumah tangga sanggup memperlihatkan semua tenaga dan pikirannya hanya untuk keluarga, hanya terfokus pada mengakibatkan keluarganya keluarga yang berkualitas dan terawas.
Meskipun ada beberapa perempuan karir yang sanggup menyumbangkan waktunya antara berpikir dan berumah tangga namun itu sangatlah jarang ditemukan. Jumlahnya pun mungkin bisa dihitung dengan jari. Kebanyakan perempuan yang telah sukses dalam karirnya, keluargalah yang menjadi korbannya.
Harus kita sadari bahwa kondisi fisik badan laki-laki dan perempuan itu berbeda jauh. Kondisi fisik perempuan lebih lemah dari seorang pria. Ini ada yaitu fakta dan nyata. Kondisi mental perempuan pun berbeda dengan seorang pria, dimana laki-laki lebih bisa mengontrol emosinya dari pada seorang wanita.
Seorang perempuan yang telah mencurahkan seluruh energinya untuk bekerja mulai dari pagi hingga sore, sesampainya di rumah beliau akan merasa sangat kelelahan, seseorang yang dalam kondisi capek berat akan gampang sekali emosi sehingga rumahpun menjadi kacau dan memanas. Sedangkan suami yang pulang dari pekerjaannya juga merasa lelah dan berharap ketika pulang kerumah mendapatkan sambutan yang ramah, nyaman, menenangkan pikiran, istri pengertian, peduli, dan menjadi sandaran dalam kondisi apapun.
Akan tetapi dari semua hal tersebut tidak selamanya perempuan karir itu negatif. Jika kondisi keuangan keluarga memang sangat kekurangan dan sangat membutuhkan pemasukan lebih, maka perempuan boleh membantu mencari nafkah. Tetap kalau kondisi keuangan keluarga sudah mencukupi maka alangkah baiknya seorang istri menjadi full time mother. Atau kalau memang ingin membantu ekonomi dan menambah penghasilan, maka perempuan bisa menjalankan part time menyerupai membuat pernak-pernik, les privat, menulis, dll. Dengan demikian keluarga dan pekerjaan rumah tangga masih bisa dijalankan dengan baik.
Jika teman-teman masih gundah memilih sebuah pilihan, maka bacalah tips-tips di bawah ini yang mungkin sanggup membantu teman-teman dalam memilih jalan hidup sebagai ibu rumah tangga ataukah menjadi perempuan karir.
Nah, beberapa tips telah penulis sajikan. Semoga dengan beberapa tips di atas benar-benar bisa membantu teman-teman dalam memilih jalan hidup yang teman-teman jalani. Sekali lagi semua tergantung pada diri masing-masing. Tidak ada yang salah antara menjadi ibu rumah tangga atau menjadi perempuan karir. Selama tidak menggangu keharmonisan rumah tangga dan memang benar-benar bisa mengatur waktu.
Baca Juga:
Tips Menjadi Istri yang Pandai dalam Mengatur Keuangan Keluarga
Menjadi perempuan karir dan ibu rumah tangga yaitu sebuah pilihan. Setiap pilihan niscaya mempunyai konsekuensi masing-masing. Banyak sekali pro dan kontra mengenai kedua hal tersebut. Tidak selamanya perempuan karir lebih rendah dari kedudukannya, begitu pun sebaliknya tidak selamanya ibu rumah tangga lebih rendah kedudukannya. Semua itu tergantung yang menjalankannya.
Seorang ibu rumah tangga akan tinggi kedudukannya kalau beliau bisa mengatur keluarga dan rumah tangga semaksimal mungkin, bisa membuat rumah menjadi singgahan yang nyaman bagi keluarga, bisa membuat suasana kebahagiaan gres pada keluarga, bisa membuat sebuah perkumpulan yang harmonis, dan selalu ada di setiap keluarga yang membutuhkan.
Keberadaan seorang istri sebagai ibu rumah tangga yang full time di rumah tidak bisa mendatangkan atau mencapai tujuan tersebut maka secara otomatis seorang ibu rumah tangga kedudukannya lebih rendah dari perempuan karir yang membagi waktunya dengan banyak sekali macam kesibukan di luar kesibukan rumah tangga.
Secara umum, peran-peran ibu rumah tangga yang full time di rumah lebih anggun daripada perempuan karir. Karena full time seorang ibu rumah tangga sanggup memperlihatkan semua tenaga dan pikirannya hanya untuk keluarga, hanya terfokus pada mengakibatkan keluarganya keluarga yang berkualitas dan terawas.
Meskipun ada beberapa perempuan karir yang sanggup menyumbangkan waktunya antara berpikir dan berumah tangga namun itu sangatlah jarang ditemukan. Jumlahnya pun mungkin bisa dihitung dengan jari. Kebanyakan perempuan yang telah sukses dalam karirnya, keluargalah yang menjadi korbannya.
Harus kita sadari bahwa kondisi fisik badan laki-laki dan perempuan itu berbeda jauh. Kondisi fisik perempuan lebih lemah dari seorang pria. Ini ada yaitu fakta dan nyata. Kondisi mental perempuan pun berbeda dengan seorang pria, dimana laki-laki lebih bisa mengontrol emosinya dari pada seorang wanita.
Seorang perempuan yang telah mencurahkan seluruh energinya untuk bekerja mulai dari pagi hingga sore, sesampainya di rumah beliau akan merasa sangat kelelahan, seseorang yang dalam kondisi capek berat akan gampang sekali emosi sehingga rumahpun menjadi kacau dan memanas. Sedangkan suami yang pulang dari pekerjaannya juga merasa lelah dan berharap ketika pulang kerumah mendapatkan sambutan yang ramah, nyaman, menenangkan pikiran, istri pengertian, peduli, dan menjadi sandaran dalam kondisi apapun.
Akan tetapi dari semua hal tersebut tidak selamanya perempuan karir itu negatif. Jika kondisi keuangan keluarga memang sangat kekurangan dan sangat membutuhkan pemasukan lebih, maka perempuan boleh membantu mencari nafkah. Tetap kalau kondisi keuangan keluarga sudah mencukupi maka alangkah baiknya seorang istri menjadi full time mother. Atau kalau memang ingin membantu ekonomi dan menambah penghasilan, maka perempuan bisa menjalankan part time menyerupai membuat pernak-pernik, les privat, menulis, dll. Dengan demikian keluarga dan pekerjaan rumah tangga masih bisa dijalankan dengan baik.
Jika teman-teman masih gundah memilih sebuah pilihan, maka bacalah tips-tips di bawah ini yang mungkin sanggup membantu teman-teman dalam memilih jalan hidup sebagai ibu rumah tangga ataukah menjadi perempuan karir.
- Tanyalah kepada diri anda sendiri. Manakah yang lebih membuat anda senang dan nyaman? Bisa mengurus rumah dan keluarga setiap ketika ataukah bekerja sepanjang hari?
- Menjadi ibu rumah tangga itu tidak sulit. Coba saja ambil cuti dari kantor minimal 2 minggu. Gunakan setiap waktu selama 2 ahad tersebut untuk selalu mengurus keluarga. Jika anda merasa nyaman, maka jangan sungkan-sungkan untuk mengajukan surat pengunduran diri dari kantor. Tetapi kalau anda bosan dengan hal tersebut, maka lebih baik anda mengambil pekerjaan part time supaya keluarga masih bisa terurus dengan baik.
- Diskusikan semuanya dengan keluarga. Jika anda tetapkan menjadi perempuan karir, pemberian suami dan bawah umur akan kuat besar pada kelangsungan karir anda.
- Faktor utama yang mempengaruhi seorang istri untuk menjadi perempuan karir yaitu duduk kasus keuangan. Gaji suami yang tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari membuat membuat seorang istri berpikir untuk bekerja. Jika memang menyerupai itu maka berhematlah, jaman kini kebutuhan sekunder bisa dijadikan kebutuhan primer. Kaprikornus sehabis semua impian ingin mempunyai sesuatu namun tidak sesuai isi kantong, lebih utamakanlah kebutuhan sehari-hari.
- Jika menjadi perempuan karir yaitu pilihan anda, maka pintar-pintarlah mengatur waktu ketika anda berada di rumah. Jangan melaksanakan pekerjaan apapun yang menyita waktu anda bersama keluarga. Gunakan waktu luang anda untuk berkumpul bersama keluarga, beri mereka perhatian lebih terutama pada anak-anak. Karena seorang anak sangatlah membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Jika tidak ibu yang mendidik dan mengasuh anak, kemudian siapa lagi? Jika kita mempercayakan anak kepada orang lain, suatu ketika seseorang itu akan mendapatkan dampak dari kepercayaannya tersebut.
Nah, beberapa tips telah penulis sajikan. Semoga dengan beberapa tips di atas benar-benar bisa membantu teman-teman dalam memilih jalan hidup yang teman-teman jalani. Sekali lagi semua tergantung pada diri masing-masing. Tidak ada yang salah antara menjadi ibu rumah tangga atau menjadi perempuan karir. Selama tidak menggangu keharmonisan rumah tangga dan memang benar-benar bisa mengatur waktu.
Baca Juga:
Tips Menjadi Istri yang Pandai dalam Mengatur Keuangan Keluarga
Komentar
Posting Komentar